Batas perdebatan menurut ulama Sholih yg takut kepada Allah:
Setiap engkau mendengar ucapan yang benar, maka benarkanlah...
Jika ucapan itu salah, berbau dusta dan tidak ada sangkut pautnya dengan urusan agama, maka diamkanlah...
Adapun kesalahan ucapan ataupun tulisan seseorang, baik dilihat dari segi susunan bahasa, ataupun gaya bahasa yang terjadi akibat terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, atau karena terselipnya lidah, maka tdk ada alasan untuk mempertentangkan, mendebat atau bahkan memperoloknya...
Namun manusia pada umumnya yg merasa pintar, cerdas, modern dan kritis akan mencemoohnya. Mereka akan berkata, "Dasar orang bodoh yg ketinggalan jaman. Bagaimana bs maju dunia ini kalau sikapmu seperti itu ...?".
Maka ketahuilah, hidup itu pilihan.
Dan masing-masing manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Allah telah menurunkan petunjuk, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk Allah, maka ia akan selamat...
Diam bukan berarti bodoh, namun karena ia takut kepada Allah, maka ia memilih Akhirat daripada Dunia ...
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah, kecuali orang yang suka berdebat. Kemudian beliau membaca (ayat), ‘Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja’” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat”.[HR. Muslim 55/95]