Ilmu syariat dan tasawuf tidak bisa dipisahkan ...
Ada ibadah yang harus ditampakkan dan ada yang sebaiknya disembunyikan dari orang lain ...
Sholat fardlu dan Haji harus ditampakkan kepada orang lain, karena dilakukan berjamaah ...
Namun sholat sunnah dan puasa tidak perlu ditampakkan, karena itu lebih baik ...
Zakat fitrah dan maal harus ditampakkan kepada orang lain, karena harus ada akad serah-terimanya ...
Namun sodaqoh tidak perlu ditampakkan, karena itu jauh lebih baik ...
Andaikan ada yang mengatakan seseorang itu wali Allah, namun ternyata ia tidak pernah terlihat sholat berjamaah, maka ketahuilah, Nabi SAW selalu sholat berjamaah bersama sahabat2nya, apakah wali Allah itu lebih utama daripada Rasulullah SAW ???
Siapakah yang mengangkat ia menjadi wali Allah? manusia juga kan?
Siapakah yang mengangkat Nabi SAW menjadi utusanNya? ketahuilah, Allah -lah yang mengangkat dan menetapkan beliau sebagai Rasulullah ...
Ingatlah, Nabi SAW juga menjalankan syariat2, dan tidak pernah sekalipun beliau meninggalkan syariat, sampai beliau wafat, padahal beliau adalah hambaNya yang terdekat denganNya lagi paling bertaqwa ...
Menampakkan ibadah itu bukan untuk pamer, namun itu perintah Allah melalui Nabi SAW ...
Meminta Surga dan meminta perlindungan dari adzab Neraka itu juga perintah Allah melalui Nabi SAW ...
Apakah manusia yang merasa menjadi wali Allah, akan mengejek orang yang meminta Surga dan meminta perlindungan dari adzab Neraka, padahal itu perintahNya?
Bukankah itu berarti manusia yang merasa menjadi wali Allah itu justru menghina dan mengejek Allah???
Ilmu tasawuf itu penting, supaya seseorang itu dapat beribadah seolah2 melihat Allah, padahal ia belum pernah melihat dzat-Nya ...
Juga dapat mensucikan jiwa yg telah banyak ternodai oleh dosa2 yg menumpuk ...
Namun ilmu syariat jauh lebih penting, karena merupakan kunci menuju Allah, menuju pertemuan dengan DzatNya kelak, seperti yang tertulis dalam Mushaf Al Quran dan dalam Sunnah Nabi SAW (hadits), dan bukannya malah meninggalkan syariat2-Nya ...
Ingatlah, Nabi SAW sendiri tidak pernah sedikitpun meninggalkan syariat Allah, padahal beliau adalah hambaNya yg paling bertaqwa dan paling dekat dengan-Nya ...
Ada ibadah yang harus ditampakkan dan ada yang sebaiknya disembunyikan dari orang lain ...
Sholat fardlu dan Haji harus ditampakkan kepada orang lain, karena dilakukan berjamaah ...
Namun sholat sunnah dan puasa tidak perlu ditampakkan, karena itu lebih baik ...
Zakat fitrah dan maal harus ditampakkan kepada orang lain, karena harus ada akad serah-terimanya ...
Namun sodaqoh tidak perlu ditampakkan, karena itu jauh lebih baik ...
Andaikan ada yang mengatakan seseorang itu wali Allah, namun ternyata ia tidak pernah terlihat sholat berjamaah, maka ketahuilah, Nabi SAW selalu sholat berjamaah bersama sahabat2nya, apakah wali Allah itu lebih utama daripada Rasulullah SAW ???
Siapakah yang mengangkat ia menjadi wali Allah? manusia juga kan?
Siapakah yang mengangkat Nabi SAW menjadi utusanNya? ketahuilah, Allah -lah yang mengangkat dan menetapkan beliau sebagai Rasulullah ...
Ingatlah, Nabi SAW juga menjalankan syariat2, dan tidak pernah sekalipun beliau meninggalkan syariat, sampai beliau wafat, padahal beliau adalah hambaNya yang terdekat denganNya lagi paling bertaqwa ...
Menampakkan ibadah itu bukan untuk pamer, namun itu perintah Allah melalui Nabi SAW ...
Meminta Surga dan meminta perlindungan dari adzab Neraka itu juga perintah Allah melalui Nabi SAW ...
Apakah manusia yang merasa menjadi wali Allah, akan mengejek orang yang meminta Surga dan meminta perlindungan dari adzab Neraka, padahal itu perintahNya?
Bukankah itu berarti manusia yang merasa menjadi wali Allah itu justru menghina dan mengejek Allah???
Ilmu tasawuf itu penting, supaya seseorang itu dapat beribadah seolah2 melihat Allah, padahal ia belum pernah melihat dzat-Nya ...
Juga dapat mensucikan jiwa yg telah banyak ternodai oleh dosa2 yg menumpuk ...
Namun ilmu syariat jauh lebih penting, karena merupakan kunci menuju Allah, menuju pertemuan dengan DzatNya kelak, seperti yang tertulis dalam Mushaf Al Quran dan dalam Sunnah Nabi SAW (hadits), dan bukannya malah meninggalkan syariat2-Nya ...
Ingatlah, Nabi SAW sendiri tidak pernah sedikitpun meninggalkan syariat Allah, padahal beliau adalah hambaNya yg paling bertaqwa dan paling dekat dengan-Nya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar