Pedagang: Saya melihat burung yg patah sayapnya jatuh dihadapan saya, hingga sy berprasangka burung itu pasti mati karena tidak bs cari makan. Ternyata dugaan sy salah, ada burung temannya yg sehat, terbang menghampirinya lalu memberikannya makanan.
Karena itu kyai, sy mau berhenti jadi pedagang, sebab sy yakin, rejeki sudah diatur. Buktinya burung yg sy pikir tidak dpt mencari makan karena sayapnya patah ternyata bs dapat makan dari temannya.
Saya yakin, pasti rejeki saya akan datang walaupun saya tidak berdagang.
Kyai: Wahai muridku, kenapa yang kau jadikan pelajaran itu burung yg sayapnya patah? Mengapa bukan burung yg sehat itu hingga bisa memberikan makanan kepada temannya itu?
Pedagang: Astaghfirullah, benar kyai, saya akan tetap berdagang namun juga menjaga perintahNya. Hingga saya sedekahkan sebagian keuntungan saya kepada perjuangan panjenengan Kyai ...
Kyai: Barokallah muridku ...
Karena itu kyai, sy mau berhenti jadi pedagang, sebab sy yakin, rejeki sudah diatur. Buktinya burung yg sy pikir tidak dpt mencari makan karena sayapnya patah ternyata bs dapat makan dari temannya.
Saya yakin, pasti rejeki saya akan datang walaupun saya tidak berdagang.
Kyai: Wahai muridku, kenapa yang kau jadikan pelajaran itu burung yg sayapnya patah? Mengapa bukan burung yg sehat itu hingga bisa memberikan makanan kepada temannya itu?
Pedagang: Astaghfirullah, benar kyai, saya akan tetap berdagang namun juga menjaga perintahNya. Hingga saya sedekahkan sebagian keuntungan saya kepada perjuangan panjenengan Kyai ...
Kyai: Barokallah muridku ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar