Jika seorang muslim tidak memberikan nasehat kepada saudaranya kecuali setelah ia menjadi orang yang sempurna baik akhlaqnya, maka tidak akan ada pemberi nasehat...!
Tidak akan ada yang mengajak untuk menaati-Nya, dan tidak pula melarang jika ada yang durhaka kepada-Nya...
Al-Hasan Al-Bashri juga pernah mengatakan, “Wahai sekalian manusia sungguh aku akan memberikan nasihat kepada kalian padahal aku bukanlah orang yang paling shalih dan yang paling baik di antara kalian. Sungguh aku memiliki banyak maksiat dan tidak mampu mengontrol dan mengekang diriku supaya selalu taat kepada Allah. Andai seorang mukmin tidak boleh memberikan nasihat kepada saudaranya kecuali setelah mampu mengontrol dirinya niscaya hilanglah para pemberi nasihat dan minimlah orang-orang yang mau mengingatkan."
Jangan sampai Anda mempunyai pikiran, "Ah, diriku masih kotor, tidak layak bagiku untuk memperingatkan mereka yang berbuat salah dan maksiat. Apalagi aq juga bukan ustadz ataupun Kyai, jadi hal itu bukan urusanku".
Menurut Anda, andaikan ada pria-wanita bersetubuh di jalan, dan Anda melihatnya, lalu Anda tidak melarang mereka, apakah pantas bagi Allah untuk tidak menurunkan Adzab-Nya yang Pedih ...?
Kalau sudah demikian, maka tidak ada alasan bagi Allah untuk menahan adzabNya yang Maha Dahsyat...
Sekecil apapun kemaksiyatan, laranglah perbuatan itu, meskipun dirimu sendiri bukanlah orang suci ...
Dan hari kiamat tidak akan datang, selama masih ada mukmin yang sudi mencegah kemungkaran dan tidak cuek terhadap kemaksiatan...
Mukmin terbaik adalah seseorang yang sudi melarang kemaksiatan meskipun dirinya sendiri bukanlah orang yang suci, lalu ia tidak melupakan dirinya sendiri dengan melakukan perbaikan akhlaknya sendiri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar