Murid: Kyai, katanya seseorang yang berbuat baik itu masuk Surga, namun mengapa Kyai sendiri terlihat kurang yakin masuk Surga?
Kyai: Subhanallah, mengapa kamu menganggap saya kurang yakin masuk Surga?
Santri: Iya Kyai. Saya lihat Kyai tidak menghina para pezina, tidak mengolok-olok para koruptor dan masih banyak lagi. Bukannya mereka orang jahat dan pasti masuk Neraka dan Kyai orang baik dan pasti masuk Surga?
Kyai: Subhanallah, bukan begitu muridku. Seseorang pasti masuk Surga ketika ia berbuat baik, lalu meninggal. Dan seseorang pasti masuk Neraka ketika ia berbuat maksiat, lalu meninggal.
Saya tidak tahu, apakah para pezina, koruptor, pencuri, perampok itu pada Saat-saat terakhir justru malah taubat dengan sungguh2. Lalu meninggal, maka ia pasti masuk Surga.
Sedangkan saya sendiri tidak tahu, apakah Saat-saat terakhir saya, berbuat baik atau maksiat. Bagaimana saya bisa berbangga hati jika saya sendiri tidak mengetahui keadaan saya di akhir hidupku... (kyai sambil menangis)
Santri: Subhanallah, maafkan kebodohan saya kyai, ternyata saya terlalu sombong dan meremehkan orang lain, sementara saya sendiri tidak mengetahui keadaan saya kelak, saat ajal menjemput. .. (sambil menangis juga).
Kyai: Betul muridku, sesungguhnya kewajiban kita hanya mengingatkan orang lain yang berbuat maksiat dan zalim, supaya menghentikan tindakan buruk mereka. Namun Kita tidak boleh menganggap mereka pasti ahli Neraka, sementara mereka belum wafat. Artinya masih diberikan waktu untuk bertaubat. Sedangkan kita ....?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar